Rekomendasi: Puisi tentang cinta tanah air Indonesia. Kegiatan Kepramukaan biasanya dilakukan di alam terbuka dimana terdapat aktivitas perkemahan, api unggun dan lain sebagainya yang berkaitan dan sesuai dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan.
Sebagianbesar puisi islami itu bertujuan agar selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa: Daftar Isi Artikel Puisi Islami Untuk Diri Sendiri 1. Memohon Keampunan 2. Muhasabah Diri 3. Bercermin Pada Diri 4. Renungan Hidup Puisi Islami Untuk Para Remaja 1. Moralitas Generasi Baru 2. Masa Emas 3. Mencintai Rasul 4. Harga Diri Wanita
2. Puisi Naratif Romansa tentang Cinta. Contoh Puisi Naratif Berjudul Pencarian Cinta. Dalam sepi malam yang sunyi, Aku merenung sendiri di tepi pantai. Di dalam hati ini terpendam rindu yang menggebu, Sebuah cinta yang tak pernah sampai. Di sela-sela deburan ombak yang ganas, Terdengar desiran angin berbisik pelan.
Puisi Tentang Cinta Tanah Air | Tanah Air adalah salah satu yang harus kita perjuangkan, tanah air juga adalah salah satu yang harus kita jaga, tanah air juga yang harus kita cintai. sebagai orang yang di lahirkan di republik indonesia maka yang wajib kita jaga, kita cintai, kita perjuangakan adalah indonesia. karena itu adalah kewajiban kita demi suksesnya negara dengan kesatuan yang kuat
Berkatkepiawaiannya dalam menciptakan puisi, sosok Chairil Anwar mampu menginspirasi banyak orang. Beberapa penulis pun menghasilkan buku yang membahas tentang dirinya, seperti Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949 (1953), Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan (1976), Mengenal Chairil Anwar (1995), dan lain-lain.
Lagu Tanah Airku - Piek Ardijanto Soeprijadi (1929-2001) buat walt whitman. sudahkah kaudengar lagu berjuta nada. lagu tanahairku yang menggema di seluruh dunia. dengarkanlah merdu suaranya. dengarkanlah indah iramanya. masinis melagu bersama gemuruh mesin. tukangkayu berdendang ditingkah gergaji makan papan.
. PERTEMUAN 23POLITIK DAN CINTA TANAH AIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM-POLITIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM-NEGARA KESATUAN REPUBLIKINDONESIA SEBAGAI KONSENSUS BANGSA-CINTA TANAH AIR MENURUTISLAM -KONSENSUS KEBANGSAAN- Buatlah puisi sederhana seputar cinta tanah air IndonesiaIroni di Negeri IniKarya Risal Fadhil RahardiansyahTerukir indah di khatulistiwaNegeri yang kaya akan alam dan budayaNegeri yang berdiri akan keragamanMelahirkan eratnya keharmonisanBeribu perpecahan kian menerpaSelalu datang tak pernah berkataPersatuan selalu tergoyahkanAtas nama sebuah golonganDemi tercapainya kekuasaanBeribu cara mereka lakukanPuisiku kini mulai berdarahLahir dari kumpulan amarahDiksiku membaraLaksana api membakar angkara jiwaAksaraku sumbangBagi mereka para pecundangMembuncah dendamWaktuku habis untuk diamLama aku nikmatiTirani dinegeri iniMenjadi gelandangan di tanah air sendiriTerperdaya oleh sekumpulan badut petinggiDari zaman dulu, sampai saat iniEntah, sampai kapan duka jelata menggelayutiPara tikus berdasi semakin menjadi adi radjaHadirnya bak mengusik tatanan jiwaTanah air semakin rapuh akan tipu dayaNetra penguasa semakin tertutup oleh anopsia dosaBukankah, kita terlahir dinegeri yang makmurGemah ripah lohjinawi, warisan para leluhur
BERTEPATAN dengan HUT Ke-76 RI pada 17 Agustus 2021, mari kita merenungi kembali apa itu arti cinta Tanah Air dalam Islam. Apakah cinta tanah air dalam Islam memang sudah sesuai dengan nilai-nilai keislaman? Banyak yang tidak tahu bahwa cinta Tanah Air dalam Islam adalah sesuatu yang syar’i karena mempunyai dalil di sisinya. Maka sudah sepatutnya kita merenungkan dan sekaligus meneguhkan kembali perasaan cinta Tanah Air yang kita miliki. Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bercerita كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَأَبْصَرَ دَرَجَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَتْ دَابَّةً حَرَّكَهَا قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ زَادَ الْحَارِثُ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ حُمَيْدٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ جُدُرَاتِ تَابَعَهُ الْحَارِثُ بْنُ عُمَيْرٍ “Rasulullah SAW bila pulang dari bepergian dan melihat dataran tinggi kota Madinah, Beliau mempercepat jalan unta Beliau dan bila menunggang hewan lain Beliau memacunya”. Abu Abdullah Al Bukhariy berkata Al Harits bin Umair dari Humaid “Beliau memacunya karena kecintaannya kepada Madinah.” Indonesia. Foto Unsplash BACA JUGA Kemerdekaan yang Sesungguhnya Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Isma’il dari Humaid dari Anas berkata, “…. Beliau melihat dinding-dinding kota Madinah ….” Hadits ini diikuti pula oleh Al Harits bin Umair. HR. Bukhari no.. 1802 Salah satu pelajaran dari hadits di atas, seperti yang dikatakan Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berikut وَفِي الْحَدِيث دَلَالَة عَلَى فَضْل الْمَدِينَة ، وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبّ الْوَطَن وَالْحَنِين إِلَيْهِ Dalam hadits ini terdapat petunjuk tentang keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta Tanah Air dan kerinduan kepadanya. Fathul Bari, 6/6 Hadits Shahih Bukhari di atas cukup menjadi bukti atau hujjah, bahwa cinta Tanah Air adalah masyru’ dan hal yang wajar atau manusiawi dirasakan. Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻖ ﺁﺩﻡ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﺃﺳﻜﻦ ﻫﻮ ﻭﺯﻭﺟﺘﻪ اﻟﺠﻨﺔ، ﺛﻢ ﺃﻫﺒﻄﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﻭﻋﺪا ﺑﺎﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﻭﺻﺎﻟﺢ ﺫﺭﻳﺘﻬﻤﺎ، ﻓﺎﻟﻤﺆﻣﻦ ﺃﺑﺪا ﻳﺤﻦ ﺇﻟﻰ ﻭﻃﻨﻪ اﻷﻭﻝ، ﻭﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻣﻦ اﻹﻳﻤﺎﻥ Ketika Adam Alaihissalam diciptakan, dia dan istrinya tinggal di surga, lalu mereka turun ke dunia dan dijanjikan kembali lagi ke surga, dan memperbaiki keturunan mereka. Maka seorang mukmin selamanya akan rindu dengan tanah airnya yang pertama, dan cinta tanah air sebagian dari iman. Jaami’ al Ulum wal Hikam, 2/379 Untuk memupuk rasa cinta Tanah Air dalam Islam di dalam diri kita, berikut Islampos bagikan beberapa kata-kata mutiara tentang patriotisme Cinta Tanah Air dalam Islam Foto Unsplash 1. “Jenis kesetiaan saya adalah kesetiaan kepada negara, bukan pada institusi atau pemegang jabatannya.” – Mark Twain 2. “Dia mencintai negaranya yang terbaik, yang berusaha untuk menjadikannya yang terbaik.” – Robert G. Ingersoll 3. “Seorang patriot sejati tidak pernah meninggalkan negaranya pada saat dibutuhkan.” – Auliq Ice 4. “Seseorang mencintai negara mereka, bukan karena negara itu hebat, tetapi karena itu adalah milik mereka sendiri.” – Seneca 5. “Kaki seseorang harus ditanam di negaranya, tetapi matanya harus mengamati dunia.” – George Santayana 6. “Jangan tanyakan apa yang bisa negara berikan untukmu, tapi tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk negaramu.” – John F. Kennedy 7. “Patriotisme adalah keyakinan Anda bahwa negara ini lebih unggul dari semua negara lain karena Anda dilahirkan di dalamnya.” – George Bernard Shaw BACA JUGA Islam Mengajarkan Manusia untuk Berpikir Merdeka Cinta Tanah Air dalam Islam Pulau Indonesia. Foto 8. “Itu adalah cinta tanah air yang telah menyala dan yang terus menyalakan api suci patriotisme.” – Mcfarland 9. “Patriotisme terbesar adalah memberi tahu negara Anda ketika negara itu berperilaku tidak terhormat, bodoh, kejam.” – Julian Barnes 10. “Patriot selalu berbicara tentang mati untuk negara mereka, tetapi tidak pernah berbicara tentang membunuh untuk negara mereka.” – Bertrand Russell 11. “Menentang korupsi dalam pemerintahan adalah kewajiban tertinggi patriotisme.” – G. Edward Griffin 12. “Hakikat patriotisme adalah pengorbanan kepentingan pribadi untuk kesejahteraan umum.” – William H. Burnham 13. “Apa arti cahaya bagi mata, apa arti udara sebagai paru-paru, apa arti cinta bagi hati, kebebasan adalah jiwa manusia.” – Robert Ingersoll 14. “Patriotisme bersifat sukarela. Itu adalah perasaan kesetiaan dan kepatuhan yang merupakan hasil dari pengetahuan dan kepercayaan. Seorang patriot menunjukkan patriotisme mereka melalui tindakan mereka, dengan pilihan mereka.” – Jesse Ventura 15. “Yang dimaksud dengan patriotisme, bukan hanya cinta spontan dan naluriah terhadap bangsanya sendiri, dan preferensinya di atas semua bangsa lain, tetapi juga keyakinan bahwa cinta dan preferensi itu baik dan bermanfaat.” – Leo Tolstoy Itulah pengertian Cinta Tanah Air dalam Islam dan 15 Kata Mutiara tentang Patriotisme. Semoga bermanfaat. []
Sebentar lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdakaan. Peringatan Hari Ulang Tahun kemerdekaan adalah momen yang tepat untuk meneguhkan kembali makna “cinta tanah air”. Di tengah banyaknya kemelut pertikaian yang melanda banyak negara, dengan dilatar belakangi idealisme menegakkan suatu sistem negara, umat muslim perlu belajar kembali tentang kosekwensi perubahan suatu sistem ketatanegaraan. Terlebih apabila hal itu dipaksakan. Tidak hanya belajar bagaimana membuat sistem yang ideal atau bagaimana menegakkan suatu sistem baru, tapi juga konsekwensi menegakkan sistem Dr. Adnan al-Afyuni, Mufti Agung Damaskus Suriah merupakan salah satu dari sekian ulama’ Islam terkemuka yang mengungkapkan kekagumannya terhadap kedamaian di Indonesia. Kedudukannya sebagai seorang mufti, atau ahli hukum Islam membuatnya wawasannya tentang perdamaian didengar tidak sekedar sebab beliau ada seorang yang berasal dari negara yang berkonflik yaitu Suria, tapi luasnya pengetahuan beliau tentang hukum Islam yang tentunya berdampak pada pandangan beliau tentang keadaan umat Islam di Indonesia.“Indonesia menjadi negara yang aman, adil dan makmur, semua rakyatnya bersatu, Indonesia negara yang besar, menjadi contoh bagi negara lainnya,” ungkap Syekh Dr Adnan seperti yang dilansir 17/1/2019. Hal itu beliau ucapkan di tengah-tengah kerumun Umat Islam dalam acara Haul Habib Hasan bin Toha bin Muhammad bin Yahya di Semarang, Jawa kesempatan lain, beliau juga menyatakan “Fenomena ini mulai muncul di Indonesia dimana isu-isu radikal terorisme menjadi sangat hangat di Indonesia. Saya khawatir jika nantinya umat Islam di negeri yang damai ini ikut terjerumus seperti umat Islam di Suriah. Makanya saya dengan lantang mengatakan kepada saudara-saudara saya di Indonesia agar tidak mempercayai proppaganda radikal terorisme,” hal ini beliau sampaikan di sela-sela Konferensi Ulama Sufi Internasional World Sufi Forum di Pekalongan, Selasa 9 April 2019, seperti yang dilansir oleh apa kaitan HUT Kemerdekaan RI, cinta tanah air dan Syaikh Adnan al-Afyuni? Kaitannya adalah tentang puisi-puisi beliau tentang pentingnya menjaga tanah air yang berangkat dari Suria, negara tempat beliau berdiam. Dan puisi-puisi tersebut layak kiranya untuk diresapi bersama datangnya HUT Kemerdekaan RI. Puisi-puisi ini termuat dalam ad-Difa’ anil Wathan karya Muhammad Ridwan Sa’idيَعْرِفُ قِيْمَةَ الْوَطَنِ مَنْ يَرَى وَطَنَهُ يُهْدَمُ وَيُدْمَرُ. تَكَالَبَتْ عَلَيْهِ الْأُمَمُ وَتُحَوِّلُ ﺇِلَى سَاحَةِ حَرْبٍ ضَرُوْسٍ لَاتَبْقَى وَلَاتَذَرْKelak akan tahu harga tanah air, orang yang melihat tanah airnya dirobohkan dan dihancurkan. Banyak orang saling bermusuhan untuk merebutkannya. Dan mereka berpindah tempat pada medan perang mematikan, menuju kebinasaan serta habis tak قِيْمَةَ الْوَطَنِ مَنْ يَرَى الْأَرْضَ فِي بَلَدِهِ قَدْ صُبِغَتْ بِلَوْنِ الدَّمِّ وَعَشَّشَ فِى رُبُوْعِهَا غُرَابُ الْمَوْتِ غُرَابُ الْمَوْتِ وَالْخَرَابِKelak akan tahu harga tanah air, orang yang melihat tanah tempat tinggalnya dilumuri darah. Gagak-gagak kematian sama bersarang di tanah tempat قِيْمَةَ الْوَطَنِ مَنْ أَهْلُهُ مُشَرَّدُوْنَ فِي أَصْقَاعِ الْأَرْضِ يَقْتَاتُوْنَ الذُّلَّ وَيَفْتَرِشُوْنَ الْهَوَانَ وَيَمْضَغُوْنَ الْمُرَّ وَالصَّبْرَKelak akan tahu harga tanah air, orang yang keluarganya berlarian diberbagai penjuru bumi sembari menelan kehinaan, rasa pahit serta getir kesabaran. يَعْرِفُ قِيْمَةَ الْوَطَنِ مَنْ غَابَ عَنْ سَمْعِهِ ضَحَكَاتُ الْأَطْفَالِ وَزَقْزَقَةُ الْعَصَافِيْرِ وَحَلَّ مَكَانَهَا صَوْتُ الْمُدَافِعِ وَأَزِيْرُ الرَّصَاصِKelak akan tahu harga tanah air, orang yang telinganya kehilangan suara tawa anak-anak serta kicauan burung, digantikan suara meriam dan desingan قِيْمَةَ الْوَطَنِ مَنْ ضَاعَ مِنْهُ الْأَمَلُ وَضَاعَ مِنْهُ الْمُسْتَقْبَلُ وَضَاعَ مِنْهُ السَّعَادَةُ يَوْمَ ضَاعَ الْوَطَنُKelak akan tahu harga tanah air, orang yang cita-cita, masa depan serta kebahagiaannya hilang bersama hilangnya tanah air.
Islam Palestina Oleh Pauz Nyawamu terancam melayang Lelah akan momok tembakan Seakan kebal dengan tuntutan pengorbanan Bersama kekurangan yang menghambat Nyaliku ingin pula menahan ledakanmu Nyawaku tak sabar mati sahit bersamamu Namun sa’at ini hanya do’a yang temani jihatmu Palestina, islam terancam Yahudi harus di musnahkan Thank You Allah Oleh Nurul Rizki Rahmania Atas segala nikmatmu,aku bersyukur kepadaMu . . . Atas segala rahmatmu,aku berlindung kepadaMu . . . Kau ajarkan aku tuk bersabar,atas musibah yang menimpa . . . Ajarkan aku tuk slalu bersyukur atas apa yang ada . . , Tanpa merasa kekurangan suatu apapun . . . Kau berikan nikmat hidup ini kepada kami . . . Begitu banyaknya nikmat yang Kau berikan . . , Sehingga,kami tak mampu menghitungnya . . . Dan kami mendapatkan rahmat dan karunia Yang tak terhingga yang telah Kau berikan kepada kami . . . Dengan otak,kami bisa berfikir Dengan mata,kami melihat indahnya dunia . . . Dengan hidung,kami menghirup udara segar . . . Dengan mulut,aku bisa berbicara saat ini . . . Dengan telinga,kami mendengar suara nan merdu . . . Dengan tangan,kami melakukan banyak hal . . . Dengan kaki,kami berjalan dan melangkah . . . Sungguh berlipat ganda nikmat yang telah kau berikan pada kami Terutama,nikmat terbesar yang sejak dahulu ada Yaitu nikmat Iman dan Islam Yang dimiliki kaum muslim dan muslimat Perjuangan Dakwah Oleh Muhammad Nurdin Saat ku tersendat di jalan dakwah Terasa berat mengemban amanah Serasa pulang dari medan mu'tah Yang berjuang sampai berdarah - darah Kurenungi dengan akal sehatku Inikah jalan yang mereka rindu Yang Rasulullah bilang mereka sahabatku Ku meratap luasnya langit Berharap keluar dari dunia yang sempit Yang selalu tertimpa bencana Mungkin inilah jalan yang harus kutempuh Sebuah metafora jalan dakwah Ku harus terus melakukannya tanpa keluh Sampai ku berpijak di pelataran jannah Sebelum Nyawa Terlepas Raga Oleh Hartono Jhon Witir Ketika tahta menguasai jiwa Ketika mimpi tak beralas hati nurani Tak peduli apa kata mereka Bahkan Tuhan pun dianggap tiada Saat logika berpikir nafas tak berakhir Saat jiwa merasa menang tak kan ada lawan Tak ada rasa takut akan hari kemudian Karna rasa itu tlah tertutup bisikan syetan Sadarlah wahai jiwa yang zolim Kemenangan yang kau rasa sebenarnya adalah kekalahan Surga yang kau rasa di dunia, sesungguhnya jalanmu ke neraka Segeralah bersujud mohon ampunaNya Sebelum nyawa terlepas dari raga Tidak kah cukup bagimu tertulis berita Kematian Fir'aun yang melegenda Wanita Shaleha Oleh Andi Darfawati dan Andi Umrah Bagaikan tanda kelembutan tutur katanya Dihiasi dengan wajah yang berseri Bagaikan buktu ketaatan ibadahnya Rambut yang terbalut indah oleh hijabny Tangan yang cantik karena pacarnya Berjalan dengan tertunduk.... Bagaikan wanita yang menjaga martabatnya Tergenggam erat di tangannya Yaang mampu memilih keputusan Dengan baik di sertai senyum Kata yang pantas untuknya Bukti kebaikan pribadinya Wanita yang baik akhlaknya Kelembutan yang membuatnya mempunyai banyak teman Akhlak yang membuatnya merasa tentram Hijab yang membuatnya merasa terjaga Agama yang membuatnya di cintai Tempat Yang Hanya Milik-Mu Oleh Irfa Erfianah Bukan kepalsuan yang ku mau Bukan kesemuan yang ku butuhkan Yang bisa terima hinanya aku Ku temukan itu di Sisi-Mu Terlihat dalam Agung NamaMu Tempat terindah yang hanya Milik-Mu Tempat terindah yang hanya di SisiMu Tempat yang bisa terima kotornya aku Yang beri bahagia dalam ketenangan Sungguh kepalsuan tiada padanya Kesemuan pun mustahil ada padanya Wahai Dzat Penggenggam Jiwa Jiwa-jiwa hidup dan jiwa-jiwa mati MerinduMu dalam lembar penghambaan Berharap diterima di tempat yang hanya MilikMu. Khilaf Fajris Zahrotun N Telah banyak hal tak bermanfaat telah kulakukan Sungguh pedihnya hati ini, Jika mengingat kekhilafan yang kulakukan Wahai tuhan pemersatu alam Berilah hati ini kekuatan , Berilah jiwa ini ketenangan Jangan biarkan hati dan jiwa ini gelisah Karna kekhilafan yang kulakukan Untuk terus memperbaiki , Tuhan pemberi kesejukan , Berikanlah segala keagunganmu , Berikanlah ampunanmu ya robb, Debu Dunia Pengarang Abu Azkha Begitu sulit hidupku tanpaMu. Hari-hariku terasa limbung, debu-debunya mengotori hatiku, segumpal darah yg makin jauh dariMu. Tak lagi kusuarakan petunjukMu disetiap soreku, tak lagi kubersujud disepertiga malamku, Jarang lg kubersimpuh menangis dihadapanMu. hanya dg cahaya-Mu, hatiku bs hidup lg, hingga dinding2-nya bs bersinar. namun bila kulepas bara ditanganku, pasti ku hancur tanpaMu... Penguasa Palsu Pengarang Desyema Depa Lihatlah dunia kelabu ini Pandanglah lukisan kisah hidup ini Dengarlah jeritan hati kami Yang merintih menahan diri Sentuhlah kesusahan yang lama teralami Membelenggu kepiluan tanpa terkasihani Rakyat kecil masih menanti Sadarnya dirimu atas perbudakan teori Omong kosong tanpa ada bukti Lalu esok kau tinggal pergi Dan lusa kau tak lagi perduli Bisa dengar rintihan hati kami Bisa lihat duka seisi negri Yaa Allah Yaa Illahi . . . Tolong sadarkanlah segera sang penguasa kami... Jangan biarkan terus berkorupsi Jangan ijinkan terus berkolusi Jangan hanya diam menahan diri Menahan raga dan sukma yang tersakiti Wahai sang penguasa tanah air, yang sejati Jika kau benar punya hati Berhentilah bersikap tak pasti Semoga pikirannya belum mati Tertindih keegoisan diri sendiri Semoga suara jiwa kami tak terabaikan lagi Semoga sang penguasa negri wujudkan mimpi pasti Beri kebahagiaan seluruh rakyat disini Bukanlah kepalsuan lagi.. Karna kami butuh bukti... Sujud Pengarang Mawar Damayanti di penghujung waktu yang kian menghimpit segala resah luruh bersama dan garis waktu semakin dekat menghampiri Wahai dzat yang Terkasih.. tak ada yang mampu kulakukan Doa Sehelai Daun Kering Pengarang Emha Ainun Najib Janganku suaraku, ya 'Aziz Sedangkan firmanMupun diabaikan Jangankan ucapanku, ya Qawiy Sedangkan ayatMupun disepelekan Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah Sedangkan kasih sayangMupun dibuang Jangankan sapaanku, ya Matin Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu Sedangkan IbrahimMu dibakar Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir Engkau Maha Agung dan aku kerdil Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan Engkau Maha Kuat dan aku lemah Engkau Maha Kaya dan aku papa Engkau Maha Suci dan aku kumuh Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar Rasul kekasihMu maÃshum dan aku bergelimang hawaà Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu Tahajjud Cintaku Pengarang Emha Ainun Najib Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan Mahaagung ia yang mustahil menganugerahkan keburukan Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya takditerima Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepada kita Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara Katakan kepadaku adakah neraka itu kufur dan durhaka Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya Ke mana pun memandang yang tampak ialah kebenaran Kebatilan hanyalah kebenaran yang tak diberi ruang Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan Suapi ia makanan agar tak lapar dan berwajah keburukan Tuhan kekasihku tak mengajari apa pun kecuali cinta Kebencian tak ada kecuali cinta kau lukai hatinya Ketika Engkau Bersembahyang Pengarang Emha Ainun Najib Ketika engkau bersembahyang Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan Partikel udara dan ruang hampa bergetar Bersama-sama mengucapkan allahu akbar Bacaan Al-Fatihah dan surah Membuat kegelapan terbuka matanya Setiap doa dan pernyataan pasrah Membentangkan jembatan cahaya Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi Ruku' lam badanmu memandangi asal-usul diri Kemudian mim sujudmu menangis Di dalam cinta Allah hati gerimis Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup Ilmu dan peradaban takkan sampai Kepada asal mula setiap jiwa kembali Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya Sembahyang di atas sajadah cahaya Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang Dadamu mencakrawala, seluas 'arasy sembilan puluh sembilan Sajak Embun Pengarang Ahmadun Yosi Herfanda Hanya karena cinta embun menetes dari ujung bulu matamu, membasahi rumput dan daun-daun, lalu meresap ke jantungku. cacing-cacing pun berzikir padamu, mensyukuri kodratnya tiap waktu siapa yang menolak bersujud padamu yang tak bersyukur karena karuniamu? barangkali hanya orang-orang congkak itu orang-orang yang berjalan dengan kepala mendongak ke langit sambil melirik hanya karena cinta hujan menetes dari sudut pelupuk matamu, membasahi rambutku menyusup ke pori-pori tubuh, syaraf dan nadi menghijaukan kembali taman hatiku burung-burungpun bernyanyi karenaku berzikir dan bersujud padamu ya allah, ampuni adaku padamu! Ayat-ayat Alam Ahmadun Yosi Herfanda berabad-abad wajah tuhan bertaburan jadi ayat-ayat alam yang berserak pada batu-batu tiap perciknya menjelma wajah yang berbeda berabad-abad wajah tuhan bertaburan dalam serpihan cinta sekaligus sengketa berabad-abad pula adam gelisah mencoba menyatukan wajah tuhan dalam gambaran seutuhnya. namun selalu sia-sia ia. sebab, tuhan lebih suka hadir dalam keelokan yang beraneka pada keelokan pohon dan keindahan batu pada keperkasaan ombak dan kediaman gunung pada wajah suci seorang bayi dan hangat matahari dan pada wajah manis seorang istri tuhan hadir dalam senyum abadi berabad-abad wajah tuhan bertebaran pada ayat-ayat alam yang selalu Surat Cinta Dari Sangkakala Pengarang Acep Syahril telah kami terima surat cintamu tertanggal hari ini yang dikirim peniup seruling sejati diantara kealfaan dan keasyik masyukkan kami surat cinta yang engkau tulis dengan tinta biru sebagai tanda kasih dan maha sayangmu surat cinta yang begitu panjang menegangkan yang engkau tulis tak sampai dalam satu tarikan nafas membuat kami terus menangis terisak tersedu membaca gugusan kata-kata hancur berserak dengan tubuh dan nyawa terlunta-lunta Surat cinta yang bercerita tentang tanah darat laut udara sebagai ungkapan rindumu yang membuat kami malu kami tau inilah surat cintamu yang telah engkau janjikan itu dan telah kami terima saat mata hati dan perasaan kami menjauh fana inikah surat cintamu dengan segala keputusan yang harus kami terima selain bencana korupsi yang nyaris membuat kami hilang akal dan putus asa surat cinta yang kertasnya lembab di tangan kesedihan tak berkira dengan surat cinta yang bercerita tentang hujan dan panas surat cinta yang bercerita tentang air berwajah beringas dengan lidah api dari laut lepas surat cinta yang bercerita tentang angkasa dan surat cinta yang bercerita tentang pohon-pohon surat cinta yang bercerita tentang tanah pasir surat cinta yang bercerita tentang tanah rumah dan nyawa yang hilang nafas inikah surat cintamu yang penuh cemburu itu yang dikirim peniup seruling sejatimu disaat kami lupa mengingat dan merayumu surat cinta yang memang sepatutnya kami terima sebagai bukti bahwa kau benar-benar maha mencintai sementara kami berpaling dari kemaha maafkanlah kami yang telah berselingkuh dari kemaha setiaanmu dan berpaling ke cinta yang tak kau ridhoi dengan menabur fitnah hasut dan saling ingin menguasai tanah sekerabat sedarah seurat tanah yang kau ciptabentang tegakkan urat yang kau sebarsuburkan dan darah yang kau rusak dengan saling mencacah menumbuk penuh takabur dengan kekuatan kerakusan dan keserakahan tapi kini apa yang kami cintai itu telah engkau ratakan dengan tanah harta tahta dan dunia berubah runta darah daging dan tulang Sekarang kami tak tau di mana ayah di mana ibu di mana anak di mana adik di mana kakak di mana ipar di mana keponakan di mana saudara famili kerabat dan handai tauland di mana di mana di mana yatim kan kami titipkan hari ini kami baru sadar akan jalan pulang setelah membaca surat cintamu yang panjang menegangkan surat cinta yang mengingatkan kami untuk bertandang menemu cahya menemu gulita Surat cinta yang mengajarkan kami untuk pulang ke bilik ke latifa ke bilik ke sadik ampunilah kami hamba-hambamu yang tak punya malu ini ampunilah ampunilah ampunilah kami Ya Allah Januar Saulandri Begitu banyak dosaku kepadamu Dosa-dosa yang membuatku tersiksa Apakah dosa itu bisa diampuni??? Tapi aku tahu Engkau maha pengampun Jangan ambil nyawaku dulu Sebelum aku bisa berbuat baik Kepada orangtuaku dan orang-orang disekitarku Begitu banyak dosaku kepadamu Karena aku sering tidak mengejakan perintahMU Tapi aku akan memperbaikinya Ya Allah bolehkah aku masuk surgaMU Syukur Seorang Hamba Safriella Madania Atas segala karunia dan nikmat-Mu Hanya dapat mengucap kata syukur Dari mulut yang kau ciptakan Hanya dapat berterima kasih Berikanlah setitik kata syukur Hamba yang selalu bersyukur Cahaya Hati Wahyu Ardiansyah Ketika matahari mulai sembunyi Adzan maghrib menutup hari Mengakhiri aktifitas hari ini Pergi shalat tuk tenangkan hati Mengingat nikmat Allah hari ini Sungguh banyak yang tlah Dia beri Mungkin terkadang kita lupa Segala cinta kasih dari-Nya Cinta Allah mengalir dalam nadi Nikmat-Nya terasa dalam hati Mungkin kita sering lupa diri Tak bersyukur atas nikmat hari ini Mari kita berdoa kepada Allah Bersyukur atas nikmat selama ini Membuang semua kesombongan diri Tuk syukuri nikmat dan karunia-Nya Yang Tersimpan Margana Hisworo Berkali & bahkan tak terhitung Bersihkan hati,,,meratap, Berlakukah jika kegundahan menerpa Mendekat,hanya padaMU,Yaa RABB Terbata hati ini menjemput, Terkulai lelah saat berharap, Terapi jika itu yang dimaui, Sebisanya,mudahkan yang sulit, Luruskan jika tidak benar hati, Hati,,,'kan siapkan yang tersimpan. Perjalanan Ke Langit Kuntowijoyo Tangan gaib mengubah jarum-jarumnya Selagi kaulakukan perjalanan. Candu Rindu Kepada-Mu Siti Nur Kholifah Hati bergetar mendengar seruan keagungan-Mu Kaki bersorak melangkah menuju hadapan-Mu Menjamah air suci untuk membersihkan diri Menuju ke persimpuhan nan suci Seraya melantunkan bacaan-bacaan yang menganggungkan-Mu Syukur tak hentinya menjalar sanubari Hati bergejolak rasa rindu Rasa rindu yang tak terbendung ingin segera menghadap-Mu Rasa rindu seorang hamba yang haus akan rahmat-Mu Apakah ini candu rindu kepada-Mu Perasaan takut menyelimuti hati ini Manakala tiada bertemu dengan-Mu Seakan takut akan kehilangan-Mu Hingga tak henti-hentinya ku bersimpuh di hadapan-Mu Jangan engkau hapuskan candu rindu ini Yang selalu menyelimuti hatiku Doa Rinai Hujan Ahmadun Yosi Herfanda yang senantiasa menyampaikan kasihmu padaku, dan ika-ikan selalu mendoakan keselamatanku jika kau tanya makna goyangku goyangku zikir tersempurna di antara para kekasih jiwa angin mengusap bening air telaga mengazaniku sujud ke pangkuannya salamku padamu, ketika angin senja agamaku agama keselamatan jika kau tanya makna imanku hidupku mengakar di jantung tuhan sukma menyala menyibak kegelapan nur muhammad mekar sepenuh jiwa jari-jari tahiyat terucap zikirku zikir kemanunggalan diri lebur ke dalam tuhan Zikir Acep Zamzam Noor Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari Seratus tahun memanggi-manggil Lelehan aspal kealpanaanku, cairan timah Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku Tumpukan sampah keterpurukanku Selokan mampat kesia-siaanku Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan Padahal lapar, tak minum padahal haus Tak menangis padahal sedih, tak berobat Padahal luka, tak bunuh diri Zikirku seribu sepi menombakmu Menembus lapisan langit keheninganmu, mengerat Gumpalan kabut rahasiamu, mengiris pusaran angin Kesadaranmu, menghanguskan jarak Mengalir padamu. Bagai hujan Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku Semburan asap kepunahanku Aku tak mengemis padahal miskin, tak merampok Padahal banyak utang, tak mencuri padahal terdesak Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut Padahal punya hak, tak meminta Zikirku seribu sunyi mengejarmu Menggedor barikade pertahananmu, menerobos Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang Semadimu, menghancurkan singgasana Seratus tahun memanggil-manggil Ku Sebut Nama-Mu Di Dalam Do’Aku Masih Menyebut Nama-Mu.. Sekalipun Lemah Ku Masih Mengingat-Mu.. Tak Pernah Sedikitpun Aku Melupakan-Mu.. Hanya Engkau Tuhanku Allahu Rabbi Dalam Segala Hal Yang Aku Lakukan.. Slalu Ku Lafadzkan Nama-Mu.. Ku Baurkan Hidupku Di Jalan-Mu.. Semata Aku Berharap Slalu Mendapat Ridho-Mu.. Aku Hanya Hamba-Mu Yang Lemah.. Dan Jadikanlah Aku Dan Penghunimu Kelak Serta Orang-Orang Disekitarku Menjadi Penghuni Surga-Mu.. Ramadhan Ely K Tak terasa hari masih menjelang Dan menyisakan semangat juang Tuk melewati masa panjang Yang bersemayam tak kan pernah lekang Menghantarkan pesona gemilang Meraih selongsong harapan Laksana gemerlapnya bintang-bintang Telah sampaikan pada sucinya bulan Dimana segala amal dilipat gandakan Dan Asma-Mu dikumandangkan Menjelang Subuh Zidny Ilma, Purwakarta, 2012 fajar kidzib menggurat alif di kening langit kemudian shidik, kuas cahayanya melukis wajah seorang sumringah di sepanjang sisian jalan penghujung malam. jatuh terpekur menangkup wujud kamilun dari tetes bening yang bergulir di atas daun menyiwak pagi, menuntun hati menyusuri ranah hampar sajadah. hawa dingin menggigit, menyua geletar syukur di kaki-kaki langit di antara pesona yang menyemburat sahaja. pagi meluruh, mendekap subuh kumandang azan bersahutan memetik sinar bulan menyinggasana di ceruk-ceruk sukma di liuk mata para pengais doa. Alif dan Ummi Nurul Farida Wajdi Bak kokohnya sesosok tiang Kau alif tegap tiada menyimpang Terhadap yang lain kaulah penopang Alif kau terangkai dalam isim alam Melafal ummi dengan dalam Dengan tasydidmu teguh menghunjam dengan tegakmu ummi kasihmu dalam ummi yang selalu menopang dia yang teguh kukuh tiada berkeluh tak jarang ummi bermandi peluh alif yang tegak menjulang dan ummi yang tiada patah arang berjuang madrasatul ula terindah kami sedari ditimang Bedug Maghrib Maftuhatus Sa’diyah adzan perkasa berkumandang tinggalkan bebayang duniawi membayang sujud syahdu, rinai mata limburi sajadah terbangun, terbatabata dalam kekata akui diri hina, nista, nestapa tertunduk malu, wajah penuh noktah menengadah, telapak tangan tadahi rahmatMu hitam membercak, jelaga silam nodai hati Robbi, hapuskanlah bekas tinta nian pekat dengan maghfiroh di MaghribMu, ini Rahmat Subuh Surabaya, 12 Mei 2013 hujan menyeka wajah subuh alunan rinainya iringi kumandang azan syahdu aroma tanah tentramkan jiwa lagi lena jelangak taris nafas hirup udara nian segar puspa kenanga berkidung masnawi reranting lekaplekup bertabuh batang pepohon menyaksi dengan langgam jumawa gugur dedaunan oleh tiupan sang bayu menyemai pusara laskar nirmala diam termangu dalam sahaja Kiamat Surabaya, 09 Juni 2013 gunung-gunung berterbangan layaknya debu-debu tersapu angin gedung-gedung semula pongah bumi bergoyang, gugusan bintang beradu tinju tiada tetumbuhan pun hayawaniah berdiri satupun, tak hanya, manusia-manusia berserakan di hamparan mahsyar telanjang tak berpakaian, walau sehelai benang tak pedulikan sanak-kawan nafsi-nafsi kecuali umat berjubah sholehat lafazkan sholawat, rindukan syafaat harapkan selamat jalan akhirat
Salah seorang ulama Indonesia KH Muhammad Hasyim Asy’ari 1871-1947 berhasil mencetuskan prinsip hubbul wathani minal iman cinta tanah air adalah bagian dari iman. Konteksnya saat itu untuk membangkitkan nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para penjajah. Kiai Hasyim Asy’ari adalah ulama yang mampu membuktikan bahwa agama dan nasionalisme bisa saling memperkuat dalam membangun bangsa dan negara. Dua unsur ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agama Islam memerlukan tanah air sebagai lahan dakwah dan menyebarkan agama, sedangkan tanah air memerlukan siraman-siraman nilai-nilai agama agar tidak tandus dan kering. Meminjam pernyataan ulama asal Kempek, Cirebon KH Said Aqil Siroj, agama tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrem. Sedangkan nasionalisme tanpa agama akan kering. Hal ini terbukti ketika fenomena ekstremisme agama justru lahir dari orang dan kelompok orang yang terlalu eksklusif dan sempit dalam memahami agama tanpa memperhatikan realitas sosial kehidupan. Jika agama diartikan sebagai jalan hidup, sudah semestinya agama berperan dalam realitas kehidupan. Dalam konteks tersebut, realitas bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk menuntut seluruh elemen bangsa menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan. Di sinilah prinsip cinta tanah air harus diteguhkan. Perjuangan melawan dan mengusir penjajah ditegaskan Kiai Hasyim Asy’ari sebagai kewajiban agama atas seluruh rakyat Indonesia sebagai kaum beragama yang sedang terjajah. Pandangan Kiai Hasyim Asy’ari tersebut tentu melihat maslahat yang lebih luas, yakni kemerdekaan sebuah bangsa yang akan mengantarkan pada kemakmuran dan keadilan sosial. Tanpa didasari akan kesadaran membela tanah airnya, besar kemungkinan kolonialisme akan terus eksis di bumi pertiwi Indonesia. Awalnya, ungkapan cinta tanah air yang dicetuskan Kiai Hasyim Asy’ari ini dikira hadits oleh sebagian orang, bahkan ulama-ulama di tanah hijaz Mekkah dan Madinah, saking masyhurnya. Terlepas dari semua itu, apa yang dilakukan oleh Kiai Hasyim dan Asy’ari juga kontribusi ulama-ulama lain memberikan spirit nasionalisme tinggi. Tentu perjuangan ini harus diteruskan menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda saat ini. Cinta tanah air dapat diwujudkan melalui belajar tekun, menjaga kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru, menghargai sesama teman meskipun berbeda keyakinan, belajar agama kepada kiai atau ulama secara mendalam, dan berusaha agar keberadaannya mendatangkan manfaat untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Tanah air sebagaimana yang kita ketahui bersama adalah negeri tempat kelahiran. Ali bin Muhammad bin Ali Al-Jurjani 1984 mendefinisikan hal ini dengan istilah al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. Al-Jurjani mengatakan, “Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya.” Dari definisi ini, maka dapat dipahami bahwa tanah air bukan sekadar tempat kelahiran tetapi juga termasuk di dalamnya adalah tempat di mana kita menetap. Dapat dipahami pula bahwa mencintai tanah air adalah berarti mencintai tanah kelahiran dan tempat di mana kita tinggal. Pada dasarnya, setiap manusia itu memiliki kecintaan kepada tanah airnya sehingga ia merasa nyaman menetap di dalamnya, selalu merindukannya ketika jauh darinya, mempertahankannya ketika diserang dan akan marah ketika tanah airnya dicela. Dengan demikian mencintai tanah air adalah sudah menjadi tabiat dasar manusia. Kesimpulannya adalah bahwa mencintai tanah air bukan hanya karena tabiat, tetapi juga lahir dari bentuk dari keimanan kita. Karenanya, jika kita mengaku diri sebagai orang yang beriman, maka mencintai Indonesia sebagai tanah air yang jelas-jelas penduduknya mayoritas Muslim merupakan keniscayaan. Inilah makna penting pernyataan hubbul wathan minal iman Cinta tanah air sebagian dari iman. Konsekuensi, jika ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang berupaya merongrong keutuhan NKRI, maka kita wajib untuk menentangnya sebagai bentuk keimanan kita. Tentunya dalam hal ini harus dengan cara-cara yang dibenarkan menurut aturan yang ada karena kita hidup dalam sebuah negara yang terikat dengan aturan yang dibuat oleh negara. Cintailah negeri kita dengan terus merawat dan menjaganya dari setiap upaya yang dapat menghancurkannya. Perlu dipahami juga bahwa cinta tanah air mempunyai makna, Indonesia terdiri dari 700 suku lebih yang mempunyai tradisi, budaya, dan bahasa yang sangat beragam. Langkah kita sebagai seorang pelajar hendaknya berusaha mengetahui dan memahami kemajemukan Indonesia. Menjaga dan merawat Indonesia yang beragam ini merupakan bentuk cinta tanah air yang telah dianjurkan oleh Rasulullah saw. Untuk mempertegas pandangan cinta tanah air dalam Islam, ulama asal Lampung KH Ahmad Ishomuddin 2018 mengungkapkan beberapa dalil tentang cinta tanah air dalam perspektif ajaran Islam Pertama, cinta tanah air dalam al-Qur'an dan menurut para ahli tafsir. Allah berfirman, "Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka orang-orang munafik "Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!" niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka..." QS. An-Nisa' 66 Dalam Tafsir al-Kabir, al-Imam Fakhr Al-Din al-Razi menafsirkan ayat di atas, "Allah menjadikan meninggalkan kampung halaman setara dengan bunuh diri." Pernyataan al-Razi di atas menjelaskan bahwa meninggalkan tanah air bagi orang-orang yang berakal adalah perkara yang sangat sulit dan berat, sama sebagaimana sakitnya bunuh diri. Jadi, cinta tanah air merupakan fitrah yang terhunjam sangat dalam pada jiwa manusia. Kedua, cinta tanah air dalam hadits dan penjelasan ulama pen-syarah-nya. "Diriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi SAW. ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Dan apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya untuk mempercepat karena kecintaan beliau pada Madinah." HR. Al-Bukhari, Ibn Hibban dan al-Turmudzi Mengomentari hadits di atas, dalam Fath al-Bari, al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan, "Hadits ini menunjukkan keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta tanah air." Hal yang sama juga dikemukakan dalam kitab 'Umdat al-Qariy oleh Badr al-Din al-'Aini. Ketiga, cinta tanah air menurut para ahli fiqih. Bahwa hikmah berhaji dan pahalanya yang besar karena mendidik jiwa menjadi lebih baik dengan meninggalkan tanah air dan keluar dari kebiasaannya. Dalam kitab al-Dakhirah, al-Qarafi menyatakan, "Manfaat haji adalah mendidik diri dengan meninggalkan tanah air." Keempat, cinta tanah air menurut para wali. Orang-orang yang saleh senantiasa mencintai tanah air. Dalam kitab Hilyat al-Awliya', Abu Nu'aim meriwayatkan dengan sanadnya kepada pimpinan kaum zuhud dan ahli ibadah, Ibrahim bin Adham, ia berkata, "Saya tidak pernah merasakan penderitaan yang lebih berat daripada meninggalkan tanah air." Berdasarkan beberapa dalil di atas, maka setiap orang beragama selain berkewajiban untuk mencintai agama yang dianutnya-dengan cara memahami dan mengamalkannya dengan sebenar-benarnya-juga berkewajiban untuk mencintai tanah airnya. Karena mencintai tanah air itu tidak bertentangan dengan agama dan bahkan merupakan bagian dari ajaran agama yang wajib diamalkan. Orang yang beragamanya benar dan cinta terhadap tanah airnya akan selalu memerhatikan keamanan tanah air, tempat hidupnya, kampung halamannya. Ia tidak akan membuat kegaduhan demi kegaduhan, tidak menebar kebencian dan saling permusuhan di antara setiap orang dan setiap suku serta para pemilik indentitas berbeda yang menempati setiap jengkal tanah airnya. Orang yang mencintai tanah air karena perintah agamanya bahkan sanggup mengorbankan harta benda atau apa saja. Bahkan mengorbankan nyawanya untuk kepentingan mempertahankan tanah airnya dari setiap ancaman, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Cukuplah kiranya kita belajar kepada bangsa-bangsa lain yang penduduk negerinya berpecah belah, saling menumpahkan darah, saling bunuh dan masing-masing mereka berjuang atas nama agama yang sama, namun mereka tidak peduli kepada nasib tanah airnya. Itu semuanya terjadi karena kecintaan mereka pada agama yang tidak diiringi dengan kecintaan kepada tanah air yang juga merupakan tuntutan agamanya. Terakhir, penulis ingin mengemukakan doa cinta tanah air yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim as yang difirmankan Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 126 Rabbij’al hâdzâ baladan âminan warzuq ahlahû minats tsamarâti man âmana minhum billâhi wal yaumil âkhir. Artinya “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” QS. Al-Baqarah [2] 126. Fathoni
Oleh Fathoni AhmadSalah seorang ulama Indonesia KH Muhammad Hasyim Asy’ari 1871-1947 berhasil mencetuskan prinsip hubbul wathani minal iman cinta tanah air adalah bagian dari iman. Konteksnya saat itu untuk membangkitkan nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para Hasyim Asy’ari adalah ulama yang mampu membuktikan bahwa agama dan nasionalisme bisa saling memperkuat dalam membangun bangsa dan negara. Dua unsur ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Agama Islam memerlukan tanah air sebagai lahan dakwah dan menyebarkan agama, sedangkan tanah air memerlukan siraman-siraman nilai-nilai agama agar tidak tandus dan pernyataan ulama asal Kempek, Cirebon KH Said Aqil Siroj, agama tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrem. Sedangkan nasionalisme tanpa agama akan kering. Hal ini terbukti ketika fenomena ekstremisme agama justru lahir dari orang dan kelompok orang yang terlalu eksklusif dan sempit dalam memahami agama tanpa memperhatikan realitas sosial agama diartikan sebagai jalan hidup, sudah semestinya agama berperan dalam realitas kehidupan. Dalam konteks tersebut, realitas bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk menuntut seluruh elemen bangsa menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan. Di sinilah prinsip cinta tanah air harus diteguhkan. Perjuangan melawan dan mengusir penjajah ditegaskan Kiai Hasyim Asy’ari sebagai kewajiban agama atas seluruh rakyat Indonesia sebagai kaum beragama yang sedang Kiai Hasyim Asy’ari tersebut tentu melihat maslahat yang lebih luas, yakni kemerdekaan sebuah bangsa yang akan mengantarkan pada kemakmuran dan keadilan sosial. Tanpa didasari akan kesadaran membela tanah airnya, besar kemungkinan kolonialisme akan terus eksis di bumi pertiwi ungkapan cinta tanah air yang dicetuskan Kiai Hasyim Asy’ari ini dikira hadits oleh sebagian orang, bahkan ulama-ulama di tanah hijaz Mekkah dan Madinah, saking masyhurnya. Terlepas dari semua itu, apa yang dilakukan oleh Kiai Hasyim dan Asy’ari juga kontribusi ulama-ulama lain memberikan spirit nasionalisme tinggi. Tentu perjuangan ini harus diteruskan menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda saat tanah air dapat diwujudkan melalui belajar tekun, menjaga kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru, menghargai sesama teman meskipun berbeda keyakinan, belajar agama kepada kiai atau ulama secara mendalam, dan berusaha agar keberadaaanya mendatangkan manfaat untuk masyarakat, bangsa, dan air sebagaimana yang kita ketahui bersama adalah negeri tempat kelahiran. Ali bin Muhammad bin Ali Al-Jurjani 1984 mendefinisikan hal ini dengan istilah al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. Al-Jurjani mengatakan, “Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya.”Dari definisi ini, maka dapat dipahami bahwa tanah air bukan sekadar tempat kelahiran tetapi juga termasuk di dalamnya adalah tempat di mana kita menetap. Dapat dipahami pula bahwa mencintai tanah air adalah berarti mencintai tanah kelahiran dan tempat di mana kita dasarnya, setiap manusia itu memiliki kecintaan kepada tanah airnya sehingga ia merasa nyaman menetap di dalamnya, selalu merindukannya ketika jauh darinya, mempertahankannya ketika diserang dan akan marah ketika tanah airnya dicela. Dengan demikian mencintai tanah air adalah sudah menjadi tabiat dasar adalah bahwa mencintai tanah air bukan hanya karena tabiat, tetapi juga lahir dari bentuk dari keimanan kita. Karenanya, jika kita mengaku diri sebagai orang yang beriman, maka mencintai Indonesia sebagai tanah air yang jelas-jelas penduduknya mayoritas Muslim merupakan keniscayaan. Inilah makna penting pernyataan hubbul wathan minal jika ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang berupaya merongrong keutuhan NKRI, maka kita wajib untuk menentangnya sebagai bentuk keimanan kita. Tentunya dalam hal ini harus dengan cara-cara yang dibenarkan menurut aturan yang ada karena kita hidup dalam sebuah negara yang terikat dengan aturan yang dibuat oleh negara. Cintailah negeri kita dengan terus merawat dan menjaganya dari setiap upaya yang dapat dipahami juga bahwa cinta tanah air mempunyai makna, Indonesia terdiri dari 700 suku lebih yang mempunyai tradisi, budaya, dan bahasa yang sangat beragam. Langkah kita sebagai seorang pelajar hendaknya berusaha mengetahui dan memahami kemajemukan Indonesia. Menjaga dan merawat Indonesia yang beragam ini merupakan bentuk cinta tanah air yang telah dianjurkan oleh Rasulullah mempertegas pandangan cinta tanah air dalam Islam, ulama muda asal Lampung KH Ahmad Ishomuddin 2018 mengungkapkan beberapa dalil tentang cinta tanah air dalam perspektif ajaran IslamPertama, cinta tanah air dalam al-Qur'an dan menurut para ahli tafsir. Allah berfirman, "Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka orang-orang munafik "Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!" niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka..." QS. An-Nisa' 66Dalam Tafsir al-Kabir, al-Imam Fakhr Al-Din al-Razi menafsirkan ayat di atas, "Allah menjadikan meninggalkan kampung halaman setara dengan bunuh diri."Pernyataan al-Razi di atas menjelaskan bahwa meninggalkan tanah air bagi orang-orang yang berakal adalah perkara yang sangat sulit dan berat, sama sebagaimana sakitnya bunuh diri. Jadi, cinta tanah air merupakan fitrah yang terhunjam sangat dalam pada jiwa cinta tanah air dalam hadits dan penjelasan ulama pen-syarah-nya. "Diriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi SAW. ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Dan apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya untuk mempercepat karena kecintaan beliau pada Madinah." HR. Al-Bukhari, Ibn Hibban dan al-TurmudziMengomentari hadits di atas, dalam Fath al-Bari, al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan, "Hadits ini menunjukkan keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta tanah air." Hal yang sama juga dikemukakan dalam kitab 'Umdat al-Qariy oleh Badr al-Din al-' cinta tanah air menurut para ahli fiqih. Bahwa hikmah berhaji dan pahalanya yang besar karena mendidik jiwa menjadi lebih baik dengan meninggalkan tanah air dan keluar dari kebiasaannya. Dalam kitab al-Dakhirah, al-Qarafi menyatakan, "Manfaat haji adalah mendidik diri dengan meninggalkan tanah air."Keempat, cinta tanah air menurut para wali. Orang-orang yang saleh senantiasa mencintai tanah air. Dalam kitab Hilyat al-Awliya', Abu Nu'aim meriwayatkan dengan sanadnya kepada pimpinan kaum zuhud dan ahli ibadah, Ibrahim bin Adham, ia berkata, "Saya tidak pernah merasakan penderitaan yang lebih berat daripada meninggalkan tanah air."Berdasarkan beberapa dalil di atas, maka setiap orang beragama selain berkewajiban untuk mencintai agama yang dianutnya-dengan cara memahami dan mengamalkannya dengan sebenar-benarnya-juga berkewajiban untuk mencintai tanah airnya. Karena mencintai tanah air itu tidak bertentangan dengan agama dan bahkan merupakan bagian dari ajaran agama yang wajib yang beragamanya benar dan cinta terhadap tanah airnya akan selalu memerhatikan keamanan tanah air, tempat hidupnya, kampung halamannya. Ia tidak akan membuat kegaduhan demi kegaduhan, tidak menebar kebencian dan saling permusuhan di antara setiap orang dan setiap suku serta para pemilik indentitas berbeda yang menempati setiap jengkal tanah airnya. Orang yang mencintai tanah air karena perintah agamanya bahkan sanggup mengorbankan harta benda atau apa saja. Bahkan mengorbankan nyawanya untuk kepentingan mempertahankan tanah airnya dari setiap ancaman, baik yang datang dari dalam maupun dari kiranya kita belajar kepada bangsa-bangsa lain yang penduduk negerinya berpecah belah, saling menumpahkan darah, saling bunuh dan masing-masing mereka berjuang atas nama agama yang sama, namun mereka tidak peduli kepada nasib tanah airnya. Itu semuanya terjadi karena kecintaan mereka pada agama yang tidak diiringi dengan kecintaan kepada tanah air yang juga merupakan tuntutan penulis ingin mengemukakan doa cinta tanah air yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim as yang difirmankan Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 126 Rabbij’al hâdzâ baladan âminan warzuq ahlahû minats tsamarâti man âmana minhum billâhi wal yaumil “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” QS. Al-Baqarah [2] 126Penulis adalah pengajar di Fakultas Agama Islam FAI UNUSIA Jakarta
puisi islami tentang cinta tanah air