E Konflik terjadi dalam lingkup masyarakat luas, sedangkan kekerasan terjadi antara suami-istri 20. Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Tidak dilakukan penahanan terhadap pelaku tindak kekerasan karena ia anak seorang pejabat tinggi. (2) Semua biaya perawatan korban kekerasan selama di rumah sakit ditanggung oleh keluarga pelaku. 5 Tidak terwujudnya solidaritas sosial antar sesama manusia dalam masyarakat. 6. Jika sering terjadi konflik maka akan menganggun kestabilan sosial. 7. Pembangunan ekonomi nasional bangsa akan terganggu karena sering terjadinya konflik dan pertentangan. 8. Kehidupan masyarakatnya akan jauh dari kehidupan sejahtera Duapokok masalah ini memang seakan menjadi momok yang menakutkan bagi pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Tapi jangan khawatir, jika anda bisa menghadapinya dengan bijak, maka ketakutan itu tidak akan terjadi. Nah itulah artikel tentang Solusi Jika Sering Bertengkar Dengan Suami Istri yang bersumber : Jikasering terjadi kerusuhan, maka kehidupan masyarakat menjadi. - 12271807 Aurasekarlarasati Aurasekarlarasati 18.09.2017 PPKn Sekolah Dasar terjawab Jika sering terjadi kerusuhan, maka kehidupan masyarakat menjadi. 3 Lihat jawaban Iklan Kelas09 SMP Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Guru Jakarta Indonesia. — . Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan bahwa penundaan Pemilu 2024 atau perubahan periodisasi masa jabatan presiden menjadi tiga periode berpotensi melahirkan kerusuhan sosial. Apalagi jika tidak ada alasan yang kuat. Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan kerusuhan sosial bisa terjadi mengingat kondisi sulit masyarakat Indonesia masih sulit . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kehidupan sosial di lingkungan masyarakat akan terus terjadi demi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Akan ada banyak keuntungan yang dapat diraih dalam berinteraksi atau komunikasi terhadap sesama makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial akan bergantung dengan orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau bahkan kelompok dengan kelompok. Kerja sama yang saling menguntungkan adalah tujuan dari setiap orang dalam membangun relasi. Tetapi dalam lika-liku kehidupan pasti akan timbul yang namanya sebuah masalah. Tergantung bagaimana sikap manusia dapat menyelesaikan masalah yang menghadang, bila dapat diselesaikan dengan baik maka masalah itupun akan dianggap selesai. Sebaliknya, jika tidak dapat diselesaikan maka akan terjadi konflik yang berkepanjangan dan sulit untuk diselesaikan. Konflik biasanya terjadi karena individu atau kelompok memiliki tujuan berbeda dengan pihak lain. Inilah sisi negatif atau resiko yang dapat ditimbulkan dari sebuah interaksi sosial merupakan masalah yang cukup kompleks saat ini, terutama di Indonesia. Dikarenakan keberagaman suku, ras, dan agama yang ada. Perbedaan karakter dan kepentingan setiap kelompok yang tidak dapat berjalan beriringan satu sama lain menjadi salah satu faktor munculnya konflik. Walaupun konflik sering muncul, dimata dunia warga negara Indonesia tetap dapat berjalan beriringan atau damai dan demokratis. Baca juga Literasi Media dalam Mengatasi Konflik Agama di Indonesia Hal ini karenanya adanya sikap toleransi dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sejak zaman nenek moyang. Isu SARA merupakan hal yang biasa terjadi di Indonesia. Agama sendiri juga sebagai salah satu norma yang berjalan di masyarakat. Di Indonesia setidaknya ada 5 agama yang dianut masyarakat, yaitu islam, keristen, katolik, budha, hindu, danh kong hu chu. Dalam pembahasan kali ini akan dibahas lebih lanjut tentang konflik agama yang terjadi di Dahrendrof salah seorang tokoh yang berpengaruh dalam teori konflik, pemikirannya mulai dan sangat dipengaruhi oleh fungsionalisme struktural. Dia mencatat bahwa bagi sang fungsionalis, sistem sosial dipengaruhi oleh kerja sama sukarela atau konsensus umum atau keduanya. Akan tetapi, bagi teoretisi konflik atau paksaan, masyarakat dipersatukan oleh pembatasan yang dipaksakan. Dengan demikian, beberapa posisi di masyrakat merupakan kekuasaan dan otoritas yang didelegasikan kepada orang lain. Fakta kehidupan sosial tersebut membawa Dahrendorf kepada tesis sentralnya bahwa distribusi otoritas yang diferensial selalu menjadi faktor penentu konflik-konflik sosial sistematik Ritzer, 2012451.Terjadinya pengelompokan atau pelapisan sosial yang terbentuk dimasyarakat, salah satunya kelompok agama. Dari agama yang memiliki Tuhan, kitab, kepercayaan, dan cara beribadah yang berbeda. Bahkan pada kelompok agama masih terbagi kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Contoh islam ada aliran Nahdatul Ulama', Muhammadiyah, LDII, Ahmadiyah, Wahabi, dan masih banyak lagi. Hanya karena berbeda madzhab saja konflik masih sering terjadi antar aliran tersebut padahal masih dalam satu naungan, yaitu agama islam. Apalagi perbedaan agama yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang berbeda pasti lebih sering terjadi pertentangan atau yang lebih dikenal dengan isu sara. Sistem pelapisan sosial di masyarakat dibentuk oleh manusia sebagai makhluk sosial dengan pengaruh kebudayaan yang berlaku dan akibat adanya keterpaksaan. Penguasa juga berpengaruh penting sehingga terjadinya konflik, kebijakan yang dilakukan adil atau tidak bagi warganya. Meski terkadang penguasa sudah bersikap adil masih ada sebagian kelompok masyarakat yang merasa kebijakan tersebut tidak adil. Padahal penguasa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi sudah memberikan kebijakan sesuai porsi dan kebutuhan yang dimiliki. Sifat dasar alamiah manusia memiliki nafsu yang sulit untuk di puaskan atau merasa terpuaskan. Tidak menutup kemungkinan konflik terjadi akibat dari penguasa itu, yang menjadi faktor yaitu korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam dunia politik hal ini sangat sulit untuk dihindari jika tidak dibekali dengan ajaran agama yang mendalam. Penguasa yang melakukan KKN biasanya tidak akan bertahan lama juga Memahami Falsafah Jawa, Meredam Konflik Agama dan Politik 1 2 3 Lihat Sosbud Selengkapnya Sosiologi Info - Apa saja contoh contoh perilaku menyimpang yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat ? Nah berikut ulasannya. Sekilas Memahami Perilaku MenyimpangSecara sederhana, perilaku menyimpang adalah perilaku yang dilakukan oleh individu, warga, masyarakat yang tidak lagi tata kebiasaan, kesopaan, keluar dari nilai dan norma yang sudah disepakati bersama. Bertentangan dengan kaidah/ajaran norma Kata Para Ahli Tentang Perilaku MenyimpangKemudian, menurut Robert M Z Lawang, menjelaskan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang menurut G Kertasapoetra, mengatakan bahwa perilaku menyimpang suatu perilaku yang diekspresikan oleh sekelompok orang anggota masyarakat yang secara sadar atau tidak sadar, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku. Dan telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Terakhir menurut James W Van DerZanden menjelaskan perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Walaupun masyarakat berusaha agar setiap anggotanya dapat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai serta harapan masayrakat. Namun, dalam setiap masyarakat selalu dijumpai adanya anggota yang melakukan penyimpangan demikian, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah suatu tindakan, perilaku seseorang yang dilakukan tidak lagi sesuai dengan norma, nilai, dan kesepakatan/konsensus. Faktor Faktor Penyebab Perilaku MenyimpangAda beberapa faktor yang menjadi pemicu seseorang melakukan tindakan atau perilaku menyimpang, yaitu 1. Adanya Proses Sosialisasi yang Tidak Diserap/Tidak SempurnaSeorang individu atau manusia saat berada dan memulai berinteraksi dengan orang lain, sudah pasti akan mendapatkan nilai dan dan norma baru yang berlaku di masyarakat. Itulah yang akan diserap ke dalam kepribadian seseorang seseorang mengalami sosialisasi yang tidak bisa diserap atau tidak sempurna. Maka ia tidak akan mampu membedakan tindakan/perilaku yang pantas dan tidak pantas. Contohnya Ketika seseorang pelajar yang masih sekolah, telah menerima sosialisasi tentang penyalahgunaan narkoba/obat-obatan masih mengonsumsi narkoba/obat-obatan tersebut, maka ia telah melakukan penyimpangan sosial. Nah disinilah, faktor penyebabnya karena proses sosialisasi yang tidak sempurna oleh seseorang juga fenomena L*BT, adanya w*ria, dan berbagai contoh lainnya yang tidak sempurna diserap oleh Adanya Proses Sosialisasi Sub-Kebudayaan yang MenyimpangFaktor perilaku menyimpang yang dimaksud adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya dominan di kehidupan masyarakat. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai yang dimili oleh anggota kelompok, dimana bertentangan dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Contohnya Penjahat, Pejudi, Pencuri, dan Penyimpangan Proses Belajar/Meniruseseorang individu yang sudah mulai belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Disinilah, juga individu mulai mengenal orang orang, mereka yang berperilaku menyimpang. Individu tersebut akan melihat, mendapatkan proses penyerapan, yang ia lakukan juga perilaku menyimpang Ketika individu berteman/sering berinteraksi dengan para pejudi, perampok, pencuri, atau pemakai lama kelamaan ia juga akan ikut ke arah yang menyimpang, karena sering melakukan interaksi, dan proses belajar untuk meniru sudah Adanya Faktor Masyarakat Mengalami AnomiePerilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang individu maupun kelompok masyarakat, karena adanya anomie. Dimana masyarakat sudah tidak ada lagi pedoman/pegangan dasar dalam melaksanakan kehidupannya. Masyarakat sudah kehilangan tatanan nilai, norma, tanpa arah lagi sehingga terjadilah penyimpangan Saat masyarakat diserang wabah pandemi, maka diawal awal masyarakat sering melakukan penyimpangan dengan tidak taat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Apalagi adanya berita hoax sana membuat masyarakat seakan tidak ada pedoman atau arah lagi, karena simpang siurnya informasi diawal-awal pandemi. 5. Adanya Faktor LabelingPemberian cap atau stempel kepada seseorang individu. Ia mendapatkan julukan ketika dianggap melakukan sebuah nilai dan norma yangsudah menjadi kesepakatan dilanggar. Contohnya Julukan yang diberikan kepada seseorang yang mencuri, suka ketika seseorang mendapatkan labeling, ia malah ada kecenderungan untuk melakukan penyimpang Perilaku Menyimpang Ada banyak contoh perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial yang ada di kehidupan masyarakat sosial itu pun sering kita jumpai di lingkungan masyarakat dimana kita tinggal. Lalu apa saja contohnya ?Berikut ini beberapa contoh perilaku menyimpang yang sering kita jumpai di kehidupan masyarakat sehari-harinya, yaitu 1. Penyalahgunaan narkoba/obat-obat terlarang2. Pencurian, perampokan atau tindakan kriminal lainnya3. Melakukan penipuan4. Tawuran/bentrokan5. Korupsi/melakukan suap6. Perilaku Bullying yang dilakukan seseorang7. Masih ada warga yang buang sampah sembarangan8. Balapliar9. Pelanggaran Lalu Lintas10. Perilaku seks yang berlebihan11. Perjudian12. Pembunuhan13. Pemerkosaan14. Berhubungan badan diluar nikah/sebelum menikah15. Melakukan fitnah kepada orang lain16. Pelajar bolos sekolah17. Mabuk-mabukan yang membuat kerusuhan18. Menggunakan busana/pakaian yang tidak sesuai dengan nilai dan norma, seperti tampil seksi19. Kebiasaan mencontek saat ulangan di sekolah/kuliah20. Candu terhadap teknologi21. Ada orang yang menyinggung SARA22. Perilaku rasisme kepada orang lain23. Tidak ada toleransi antar sesama individu/kelompok24. Berperilaku sombong, angkuh25. Adanya prostitusi baik online maupun offline26. Merebut suami/istri orangNah itulah beberapa penjelasan mengenai perilaku menyimpang beserta contoh contoh fenomena sosial yang ada di kehidupan masyarakat Referensi Modul Pembelajaran SMA Sosiologi Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Direktorat Sekolah Menengah Atas 2020 Penyusun Sri Uji Partiwi, 0% found this document useful 0 votes1 views20 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1 views20 pagesSalinan Dari Makalah Konflik SosialJump to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Jika kita membicarakan mengenai perubahan sosial sudah tentu ada pembahasan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial itu sendiri. Faktor – faktor tersebut bisa berasal dari dalam atau berasal dari luar individu maupun kelompok terkait. Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial tersebut. Secara umum, faktor perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor InternalFaktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri hingga akhirnya mengakibatkan terjadinya perubahan sosial pada penduduk, inovasi produk, konflik hingga PendudukSetiap individu yang tinggal dalam lingkungan masyarakat pasti mengalami proses sosial salah satunya dengan melakukan interaksi. Oleh karena itu, cepat atau lambat interaksi tersebut akan turut mengubah pola pikir masyarakat ke tingkat lebih cepat dalam hal menghadapi perubahan. Perubahan penduduk juga bisa dilihat dari jumlah penduduk yang meningkat di suatu daerah mengakibatkan menurunnya sikap ramah tamah, kelompok sekunder semakin bertambah, struktur kelembagaan lebih rumit dan masih banyak Penemuan BaruPenemuan merupakan suatu tambahan dari ilmu pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan di dunia yang sudah diverifikasi. Penemuan sendiri bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk tambahan baru yang ada di dalam kebudayaan sebab meskipun kenyataan tersebut sudah ada sebelumnya, pada kenyataannya baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Sebuah penemuan baru jika telah mendapat pengakuan dari masyarakat dikenal dengan sebutan inovasi dan untuk memperoleh pengakuan tersebut membutuhkan waktu yang SosialKonflik sosial juga menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan sosial. Konflik sosial akan sering terjadi di dalam sebuah lingkungan masyarakat multikultural seperti yang ada di Indonesia. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya konflik sosial di masyarakat, misalnya perbedaan kepentingan seseorang, perbedaan agama, perbedaan kepentingan politik dan masih banyak lainnya. Hal ini pernah terjadi di Indonesia saat terjadi kerusuhan 22 Mei 2019, kasus pelanggaran HAM di Papua dan lain atau PemberontakanPemberontakan sendiri bisa menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan sosial. Sebab pemberontakan dapat mengubah sebagian besar peraturan atau tatanan yang sudah. Revolusi atau pemberontakan pernah terjadi di Indonesia yang dilakukan oleh PKI Partai Komunis Indonesia hingga mengakibatkan jatuhnya kepemimpinan di masa Orde Lama. Sebagai akibat adanya pemberontakan tersebut terjadilah demo secara besar – besaran untuk membubarkan PKI karena dianggap telah melanggar EksternalFaktor eksternal merupakan faktor penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar lingkungan masyarakat itu sendiri. Faktor – faktor tersebut dapat berasal dari faktor alam, peperangan hingga pengaruh dari kebudayaan masyarakat Alam yang Ada di Sekitar Lingkungan MasyarakatAlam memiliki peran yang cukup penting dalam mempengaruhi perubahan sosial di masyarakat. Kita tahu jika alam merupakan tempat penyedia segala macam kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia, mulai dari makanan hingga tempat tinggal. Seiring berjalannya waktu jumlah penduduk juga mengalami peningkatan. Tidak heran jika kebutuhan akan sumber daya alam juga ikut meningkat akibatnya alam juga ikut terkena dampaknya. Salah satu contohnya pengalihan lahan hutan untuk perumahan sehingga berakibat terjadi bencana alam seperti tanah longsor hingga yang terjadi di suatu wilayah turut mempengaruhi perubahan sosial baik untuk setiap individu maupun masyarakat yang tinggal di daerah peperangan. Sudah tentu jika perang akan melibatkan keseluruhan komponen masyarakat dan membawa perubahan pada masyarakat tersebut baik skala kecil maupun skala besar. Hal ini akan semakin terlihat untuk masyarakat yang mengalami kekalahan, sudah tentu akan ada budaya pemaksaan yang dilakukan oleh negara yang Berasal Dari Kebudayaan Masyarakat LainDi zaman serba maju saat ini, penyebaran informasi juga dapat berlangsung dengan cepat dan hal itu juga mempengaruhi kebudayaan masyarakat lainnya. Dengan adanya internet, masyarakat akan lebih mudah mengakses informasi baik dalam mencari informasi maupun berkirim pesan. Maka tidak heran jika pos atau mengirim surat sudah tidak digunakan lagi. Tidak hanya itu saja, kerja sama yang dilakukan antara dua negara atau lebih secara tidak langsung memperkenalkan kebudayaan dari masing – masing negara sehingga bisa mempengaruhi perubahan sosial dalam Menurut Paul B. Horton dan Chester L. HuntMenurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt ada beberapa faktor yang juga berpengaruh terhadap perubahan sosial antara lain lingkungan fisik, struktur sosial, kontak dan isolasi, sikap dan nilai hingga kebutuhan yang dianggap FisikDi sepanjang sejarah kehidupan di muka bumi, hampir sebagian besar kelompok manusia mengubah lingkungan fisik dengan cara melakukan migrasi. Migrasi menuju lingkungan berbeda bisa menimbulkan perubahan yang cukup besar di segi kebudayaan. Migrasi sendiri banyak dilakukan oleh masyarakat primitif yang sangat bergantung pada lingkungan fisik guna mempertahankan kelangsungan hidup Dan IsolasiBagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir atau berada di kawasan lintas negara sudah tentu akan mengalami perubahan sosial dengan cepat. Sebab akan ada banyak unsur kebudayaan yang berasal dari negara lain yang masuk lalu berbaur di dalamnya. Tidak heran jika masyarakat atau negara yang mengalami hubungan dengan negara – negara lain lebih mudah dan cepat mengalami perubahan terlebih dahulu. Berbeda jauh dengan masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman. Mereka cenderung melakukan penolakan dan mempertahankan kebudayaan yang mereka anut selama sosialStruktur sosial juga mempengaruhi tingkat perubahan sosial yang ada di masyarakat secara perlahan, meskipun pengaruhnya tidak dapat dilihat secara langsung. Ada kalanya birokrasi digunakan untuk menekan perubahan, tetapi nyatanya birokrasi yang terlalu terpusat sangat mendukung pengembangan dan difusi perubahan. Jika terdapat suatu kebudayaan yang memiliki hubungan cukup erat dengan unsur budaya lainnya, bukan tidak mungkin jika perubahan yang terjadi akan sangat sulit dilakukan dan beresiko dan Nilai – NilaiUntuk masyarakat modern, perubahan merupakan sesuatu yang sangat wajar untuk dihadapi. Namun bagi suatu masyarakat yang berubah dengan cepat biasanya akan mudah memahami perubahan sosial. Akan ada beberapa anggota masyarakat yang memiliki sikap skeptis dan kritis dalam menghadapi beberapa bagian kebudayaan tradisional mereka dan sudah tentu akan melakukan berbagai macam eksperimen – eksperimen yang DiperlukanKebutuhan merupakan sesuatu yang bersifat subjektif. Suatu kebutuhan dianggap nyata jika kebutuhan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Artinya jika seseorang belum merasa butuh, orang tersebut sudah tentu akan menolak perubahan. Dan hanya kebutuhan yang dianggap perlu bagi masyarakat penjelasan mengenai faktor – faktor penyebab perubahan sosial yang dapat dijelaskan. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.

jika sering terjadi kerusuhan maka kehidupan masyarakat menjadi tidak